Penawaran dan permintaan
Masalah penawaran dan permintaan juga dapat memengaruhi harga kopi, lho. Penawaran dan permintaan kopi, seperti komoditas perdagangan lainnya, rentan terhadap pergerakan pasar yang cukup besar.
Saat tren kopi baru muncul dan digemari, permintaan dapat meningkat dalam waktu yang sangat cepat. Selama pasokan bisa memenuhi permintaan, dampak finansial dari tren ini cenderung tidak diperhatikan.
Tetapi dengan tren ini, sebagian besar kedai kopi umumnya akan membuat secangkir kopi dibanderol dengan harga yang begitu tinggi. Ini merupakan momentum bagus bagi penjual untuk mendapatkan keuntungan lebih.
Bagaimana menurut kalian, nih? Meski Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, namun beberapa faktor dapat memengaruhi kualitas kopi sehingga para petani perlu melakukan perawatan atau mengeluarkan biaya bisnis lebih banyak.
Baca Juga: 7 Kebiasaan Minum Kopi yang Bisa Berbahaya bagi Kesehatan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Bisnis.com, JAKARTA - Harga beras di dalam negeri mahal, meski Indonesia merupakan salah satu produsen beras terbesar di dunia. Tingginya biaya produksi dinilai menjadi salah satu penyebabnya.
Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (Core) Eliza Mardian mengatakan, jika ditelisik dari struktur biaya produksi padi, tenaga kerja mengambil porsi terbesar.
“Biaya untuk membayar tenaga kerja itu 48,79%, sewa lahan 25,61%, dan 9,43% itu pupuk,” kata Eliza kepada Bisnis, dikutip Selasa (5/2/2024).
Eliza menilai mekanisasi pertanian di Indonesia masih belum holistik. Untuk menanam dan memanen, Indonesia masih menggunakan tenaga kerja manusia. Padahal, saat ini ketersediaan tenaga kerja kian langka dan upahnya tinggi.
“Ini yang menyebabkan harga mahal karena ketiadaan mekanisasi dari awal hingga pascapanen,” ujarnya.
Meski pemerintah telah memberikan bantuan mesin untuk memanen, mesin tersebut cukup besar dan sulit diangkut ke tengah sawah. Dia mengatakan, mesin tersebut tidak cocok untuk karakteristik lahan di Indonesia yang sempit.
Selain itu, sempitnya rata-rata kepemilikan lahan petani telah menyebabkan inefisiensi lantaran tidak mencapai skala keekonomian. Hal inilah yang membuat produksi menjadi lebih mahal.
Di sisi lain, lanjut dia, persaingan harga sewa lahan menjadi tantangan. Eliza menuturkan, sewa lahan naik setiap tahun dan anggaran pupuk terus dikurangi sehingga petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang jauh lebih mahal. Akibatnya, biaya produksi kian meningkat.
Biaya produksi yang meningkat ini memicu naiknya harga gabah dan kenaikan harga beras di dalam negeri. “Jika harga gabah nggak naik, kasian petani disuruh menanggung rugi. Makanya, ada penyesuaian harga agar petani masih ada untungnya,” jelasnya.
Eliza menilai mahalnya harga beras merupakan puncak gunung es. Jauh di dalam itu, persoalan fundamental Indonesia tak segera dibenahi.
“Lahan dan mesin adalah modal utama petani. Ini yang justru tidak banyak dimiliki petani,” ungkapnya.
Berdasarkan data BPS, nilai tukar petani atau NTP tercatat sebesar 120,97 pada Februari 2024. Angka tersebut meningkat 2,28% dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu komoditas yang memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) adalah gabah.
Adapun, harga gabah kering panen (GKP) secara bulanan meningkat sebesar 4,86% menjadi Rp7.261 per kilogram dari bulan sebelumnya Rp6.925 per kilogram.
Tingginya harga gabah telah memicu kenaikan harga beras di tingkat pedagang eceran. BPS mencatat harga beras eceran pada Februari 2024 naik 5,28% secara bulanan menjadi Rp15.157 per kilogram.
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras terus bergerak naik dan cetak level rekor baru. Tak cuma beras premium, tapi juga beras medium. Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras premium dan medium kompak melanjutkan kenaikan ke level rekor baru hari ini, Kamis (22/2/2024).
Harga beras premium naik Rp60 ke Rp16.270 per kg hari ini, sementara beras medium naik Rp90 ke Rp14.230 per kg. Sepekan lalu, (15 Februari 2024), harga beras premium masih di Rp15.900 per kg dan beras medium di Rp13.950 per kg. Harga tersebut sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, HET beras berlaku sejak Maret 2023 adalah Rp. 10.900/kg medium, sedangkan beras premium Rp 13.900/kg untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sementara, HET beras di Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp 11.500/kg medium dan beras premium Rp 14.400/kg. Sementara di zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800/kg.
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa menyebut faktor perubahan iklim yang tidak menentu jadi penyebab tanaman padi petani gagal, hingga menyebabkan harga beras di pasaran menjadi naik.
"Kemarin waktu kita (Bapanas) ke lapangan, ke daerah Grobogan dan lain sebagainya, itu ada 3 ribu hektare (sawah) tergenang banjir. Ternyata, pas hujan kencang dia kencang banget hujannya, akhirnya banjir," kata Ketut kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/2/2024).
"Ini ada potensi gagal. Mudah-mudahan tidak gagal ya, tapi ada potensi yang harus kita waspadai. Itu kan petani mengeluarkan ongkos yang lebih juga. Sementara di tempat lain agak tinggi, di tempat lainnya agak rendah hujannya. Nah ini efek gorila El Nino kita katakan. Dampaknya ini sudah mulai dirasakan petani," ujarnya.
Meski begitu, Ketut menambahkan, pihaknya tetap mengacu kepada Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, yang menyatakan bulan pada Januari-Februari 2024 ini, produksi padi masih akan minus dari kebutuhan.
"Artinya memang Januari-Februari itu memang kita agak lumayan koreksinya," tutur dia.
"Namun, di bulan Maret menurut prediksi KSA BPS kita produksinya sudah sekitar 3,5 juta ton beras. Jadi ini akan terjadi surplus. Harapan kita habis Maret, April, Mei, Juni juga terjadi surplus. Kalau itu terjadi, maka mulai lah akan terjadi penyesuaian atau koreksi harga yang ke bawah," ujar Ketut.
Di sisi lain, harga gabah juga terpantau naik. Harga Gabah Kering Panen (GKP) sekarang ini sudah di Rp7.500 per kg, bahkan ada yang sampai Rp8.000 per kg. Kemudian, Gabah Kering Giling (GKG) sudah ada yang Rp8.200-Rp8.500 per kg.
"Jadi kalau GKP maupun GKG dengan harga segitu, gampangnya dikali 2 saja, dikali 2 memang akan menghasilkan segitu harga (berasnya), nggak jauh dari situ," kata Ketut kepada CNBC Indonesia.
Ketut menuturkan, setelah berkoordinasi dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan pemangku kepentingan lainnya, harga GKP/GKG menjadi tinggi itu disebabkan karena produksinya yang memang sedikit terkoreksi, imbas dari El Nino yang panjang.
"Ada beberapa petani kita yang jadi gagal panen. November atau Desember dia tanam tapi besoknya kering, akhirnya dia ngulang tanam. Dan itu pun berdasarkan KSA BPS, memang ada koreksi sedikit terkait dengan produksinya," tuturnya.
"Nah yang selanjutnya, penyebab GKP tinggi juga adalah sewa lahan yang sudah naik. Dulu dapat Rp3 juta sekarang nggak dapat, sudah Rp12 jutaan," lanjut Ketut.
Dan, kondisi itu diperparah harga pupuk yang naik, akibat perang yang terjadi di Ukraina.
"Itulah yang menyebabkan GKP/GKG nya naik. Kalau GKP/GKG naik, maka sudah pasti harga beras juga naik," pungkasnya.
Saksikan video di bawah ini:
Biaya tenaga kerja
Menanam kopi yang berkualitas membutuhkan banyak kerja keras. Bahkan yang terjadi di lapangan, penanaman, pemupukan, penyiangan, dan pemanenan biji kopi yang dilakukan secara manual melibatkan cukup banyak tenaga kerja.
Yang lebih rumit lagi, biji kopi umumnya matang pada tingkat yang berbeda sehingga akan memerlukan pemanenan yang cukup selektif. Maka dari itu, cara ini akhirnya menyebabkan peningkatan biaya tenaga kerja bagi pemiilik kebun.
Selain itu, sebagian besar perkebunan kopi terdapat di daerah tropis yang termasuk dalam wilayah berkembang sehingga perekonomiannya kurang stabil, lho. Negara penghasil kopi terbesar di Asia Tenggara salah satunya adalah Indonesia.
Petani kopi maupun koperasi di negara-negara ini acap menanggung sebagian besar biaya kopi, termasuk tenaga kerja. Bahkan faktanya, kebanyakan pemilik kebun hanya menerima sedikit subsidi pemerintah yang menyebabkan biaya bisnis meningkat.
Rantai pasokan kopi juga sangat panjang sebelum menjadi segelas americano atau latte, lho. Rantai ini membentang dari perkebunan kopi di Afrika, Asia, Amerika Tengah maupun Selatan hingga sampai ke toko kelontong atau kedai kopi di sekitar kita.
Setelah dipanen, biji kopi melewati beberapa proses yang tak mudah, termasuk pencucian, pengeringan, pemilihan kualitas, pengemasan, dan pengiriman. Sebagian besar konsumen berada di negara-negara Barat, sehingga biaya logistik bisa sangat tinggi.
Terlebih, biji kopi dikirim melalui beberapa persayatan. Paket yang dikirim harus mematuhi aturan dan tarif yang disesuaikan dengan aturan perdagangan internasional. Pada akhirnya, faktor-faktor inilah yang menaikkan harga rata-rata di kedai kopi.
Baca Juga: 10 Jenis Kopi yang Sering Dijumpai di Coffee Shop Indonesia
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Meski subur di wilayah tropis, tetapi proses pemanenan kopi rentan terhadap perubahan iklim. Bahkan perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu, hama serta penyakit dapat memengaruhi kualitas hasil panen.
Tentunya, perubahan iklim tersebut bisa menyebabkan kelangkaan yang akan berdampak pada kenaikan harga rata-rata biji kopi di pasar global, nih. Sebab, pemilik kebun akhirnya akan mengeluarkan lebih banyak biaya bisni.
Peningkatan biaya bisnis ini dilakukan oleh pemilik kebun untuk memastikan hasil panen bagus sehingga menghasilkan biji kopi dengan kualitas yang lebih baik. Itulah sebabnya, petani secara terpaksa akan menaikkan harga jual karena situasi ini.
Lisa BLACKPINK Comeback lewat Rockstar, Langsung Trending di YouTube
Sebelumnya, Perum Bulog menggelar mengumpulkan pelaku industri beras dari seluruh dunia Indonesia Internasional Rice Conference (IIRC) 2024 yang berlangsung di Bali. Gelaran yang dihadiri kurang lebih 17 negara produsen beras utama dunia ini membahas berbagai macam isu dalam industri beras di dunia.
Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Sonya Mamoriska Harahap menjelaskan, beras bukan sekadar tanaman pangan. Ada banyak arti di belakang beras ini seperti sumber kehidupan bagi lebih
Untuk itu, ketahanan pangan dalam hal ini beras menjadi isu seluruh masyarakat dunia. Banyak tantangan yang tengah dihadapi oleh industri beras dunia saat ini seperti perubahan iklim, gangguan ekonomi, dan ketegangan geopolitik yang memperumit lanskap produksi dan distribusi beras yang sudah kompleks.
"Ketahanan dalam konteks ini berarti lebih dari sekadar bertahan. Ini berarti berjuang di tengah kesulitan dengan mengembangkan dan menerapkan solusi efektif yang dapat mempertahankan produksi beras di tengah tantangan global ini," kata dia, Kamis (19/9/2024).
Sonya menjelaskan, pada hari ini produksi beras dihadapkan pada serangkaian masalah yang berdampak luas pada komunitas lokal dan sistem pangan global. Salah satu tantangan paling mendesak adalah perubahan iklim.
Pola cuaca yang tidak terduga, suhu yang meningkat, dan cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan mengganggu hasil panen beras di seluruh dunia.
"Perubahan ini tidak hanya mengganggu sistem pertanian, tetapi juga memperparah kelangkaan air, sumber daya penting untuk budidaya beras.
Pernahkah kalian berpikir mengapa harga segelas latte ataupun espresso saat ini semakin mahal? Padahal, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia pada 2022/2023 yang telah memproduksi kopi sebanyak 11,85 juta kantong, lho.
Meski Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, tetapi terdapat beberapa faktor yang membuat harga kopi saat ini semakin melambung tinggi, nih. Berikut sederet alasan mengapa harga kopi sangat mahal. Kira-kira kenapa, ya?
Video: Warga RI! Ada Bantuan Beras 10 Kg di Januari-Februari 2025
JAKARTA, iNews.id - Kenapa boneka Labubu mahal? Pertanyaan ini sering muncul di kalangan kolektor dan penggemar mainan. Boneka Labubu, yang dirancang oleh seniman Hong Kong Kasing Lung dan diproduksi oleh Pop Mart, telah menjadi barang koleksi yang sangat dicari. Popularitasnya yang tinggi, kualitas dan desain eksklusif, serta produksi yang terbatas membuat harga boneka ini melambung tinggi. Selain itu, tingginya permintaan dan biaya produksi yang tidak sedikit turut berkontribusi pada mahalnya harga boneka Labubu.
Kenapa Boneka Labubu viral?
Boneka Labubu menjadi viral karena beberapa alasan utama:
Peningkatan kualitas
Sudahkah kalian mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk membangun perkebunan kopi? Bercocok tanam kopi bukanlah hal yang main-main karena ini membutuhkan investasi finansial dan temporal yang signifikan.
Sebagai permulaan, petani kopi harus membeli pupuk dan pestisida yang sesuai. Selain itu, mereka juga harus melatih tenaga kerja mereka soal penanaman, pemupukan, penyiangan, hingga pemanenan biji kopi yang selektif.
Tak hanya itu saja, petani juga harus menunggu lebih dari setahun untuk memanen biji kopi. Mereka juga harus mengetahui ketinggian tempat tumbuh, komposisi tanah, dan varietas kopi yang ditanam untuk menghasilkan yang berkualitas.
Viral Gantungan Boneka Labubu di Kalangan Anak Muda, Begini Sejarahnya
Popularitas boneka ini meningkat pesat setelah Lisa BLACKPINK memamerkannya di media sosial, membuat banyak orang rela antre untuk mendapatkannya.
Heboh! Orang Dewasa Ribut Demi Boneka Labubu di Mal Jakarta
Boneka ini merupakan bagian dari sekelompok karakter yang disebut “The Monsters,” yang diciptakan oleh seniman Hong Kong, Kasing Lung.
Labubu pertama kali diperkenalkan pada tahun 2015 dan terinspirasi oleh dongeng Nordik. Karakter ini digambarkan sebagai peri kecil dengan perawakan seperti monster yang selalu ingin membantu tetapi sering melakukan hal-hal buruk.
Apa Itu Boneka Lububu?
Boneka Labubu adalah mainan koleksi yang diproduksi oleh Pop Mart, sebuah perusahaan asal China. Labubu memiliki desain yang unik dengan ciri khas seperti telinga panjang, gigi runcing, dan senyuman nakal.